Sabtu, 30 Maret 2013

Cheng beng : Antara ada dan tiada

Cheng beng : Antara ada dan tiada.

Dikatakan ada karena selalu eksis, dikatakan tiada karena fisiknya tidak dapat selalu ditemui.
Ada dan tiada sesungguhnya tidak berbeda.
Saat ada hampir jarang dipikirkan, saat tiada dicaripun hanya kenangan yg dapat dilihat.
Masih perlukah melekat dengan ada dan ketiadaan?
Manusia semasih hidup, jarang diperhatikan, sesudah meninggal memberikan persembahan yg terbaik pun tak mampu mengantikan perlakukan dan pelayanan sewaktu seseorang itu masih hidup.

Saat Ceng beng semua orang ke kuburan, yg dilihat hanya batu nisan dan tumpukan tanah, tiada yg dapat diajak bicara, hanya dua keping uang logam alat komunikasi, utk bertanya sudah cukup atau belum. Serta berbagai persembahan bagi mereka yg membutuhkan.

Tetapi makna terindah adalah kebersamaan, rasa bakti dari anak2 yg berkumpul mendoakan leluhurnya. Mendoakan agar mereka senantiasa terlahir di alam yg lebih baik dan tak terlahir di alam menderita, memberikan laporan atas segala keturunan yg telah ada, dan cerita hidup masing2 anak yg senantiasa mengharap berkah dari orang tua dan leluhurnya.

Inilah indahnya bentuk perhatian dan peringatan kepada mereka yg paling berjasa kepada kita.

Tetapi bila saat ini orang tua kita masih ada, masih sehat, berikanlah kepada mereka persembahan yg terbaik, kasih sayang dan perhatian, makanan yg enak untuk mereka rasakan saat ini. Dan yg paling penting dari semua itu adalah:
Ajaklah Orangtua untuk mengenal ajaran kebajikan, agar semasa hidupnya memiliki tabungan kebajikan, belajar untuk melakukan nian fo, dan bertindak sesuai dengan ajaran kebenaran, agar nanti meninggal tidak kekurangan apapun dan menjadi penghuni alam sukhavati nan bahagia.

Bakti yg terpenting adalah saat ini. Lakukanlah sekarang sebelum semua menjadi terlambat.


Sent from BlackBerry® on 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar