Minggu, 10 Oktober 2010

Nilai Paritta



Nilai Paritta
Oleh. Yang Mulia Bhikkhu Piyadasi Thera

Penelitian dalam bidang pengobatan yang berlangsung baru-baru ini, dalam proyek percobaan psikologi dan apa yang dikenal dengan para psikologi, telah membuat beberapa kejelasan mengenai sifat pikiran dan ini untuk kepentingan terakhir, para dokter banyak yang berpendapat bahwa penyakit organik maupun fungsional secara tidak langsung disebabkan oleh pikiran. Badang menjadi sakit karena pikiran yang mengendalikan secara diam-diam, karena ingin membuatnya sakit atau pikiran dalam keadaan kacak sehingga pikiran tidak dapat mencegah badan menjadi sakit. Sifat alamiah jasmani ini, untuk bertahan dari penyakit tidak dapat disangsikan hubungannya dengan kondisi psikologi seorang pasien.

Pikiran tidak hanya membuat seseorang sakit, pikiran juga menyembuhkannya. Pasien yang optimis mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk sembuh dari pada pasien yang cemas dan sedih. Catatan kejadian penyembuhan dengan keyakinan juga termasuk kasus dalam penyakit jasmani merupakan penyembuhan hampir sekitar itu juga.

Dalam hubungannya ini, sangat menarik untuk di amati kebiasaan di negara-negara Buddhis dalam hal praktek mendengar pembacaan Dhamma untuk perlindungan dan pembebasan dari kejahatna serta juga menyokong kesejahteraan dan kebahagiaan. Khotbah pilihan yang dibacakan tersebut dikenal dengan nama Paritta.

Paritta (Paritrana-sansekerta) arti utamanya adalah perlindungan. Ini digunakan untuk mengurangi sutra (khotbah) tertentu dari Sang Buddha untuk menghasilkan perlindungan dan pembebasan dari p[engaruh bahaya. Praktek membaca dan mendengar paritta di mulai sejak awal sejarah agama Buddha.. Secara pasti, pengulangan tersebut menghasilkan kesejahteraan batin bagi mereka yang mendengarkan dengan kesungguhan dan keyakinan pada kebenaran kata-kata sang Buddha. Batin yang sejahtera tersebut dapat membuat mereka yang sakit menjadi sembuh. Ini dapat membantu menimbulkan sikap mental yang membawa kebahagiaan untuk mengatasi kondisi mental yang negatif.

Semula di India, mereka mendengarkan paritta, memahami apa yang dibacakan dan akibatnya pada diri mereka, sangat sesuai. Sang Buddha sendiri memiliki paritta yang dibacakan untuk dirinya sendiri dan beliau juga meminta yang lain membaca untuk siswanya ketika mereka sakit. Praktek ini digemari di negara-negara Buddhis.

Sang Buddha dan para arahat dapat memusatkan pada paritta tanpa bantuan seseorang yang terpuji untuk membaca. Akan tetapi, ketika mereka sendiri sakit, sangat mudah baginya untuk mendnegar apa yang dibaca orang lain dan itu dapat memusatkan pikirannya pada kebenaran (Dhamma) dari sutra tersebut. Kadang-kadang dalam kasus sakit dengan pikiran yang lemah, sugesti yang lebih banyak berperan dan akan lebih efektif dari pada mengsugesti diri sendiri.

Menurut Dhamma, Pikiran mempunyai hubungan yang sangat erat dengan badan sehingga kondisi mental mempengaruhi kesehatan jasmani dan kesejahteraan. Beberapa dokter juga mengatakan bahwa tidak ada hal semacam itu, yang ada hanya penyakit jasmani semata-mata. Kondisi mental yang buruk tersebut, di samping sebagai penyebab timbulnya perbuatan buruk sebelumnya (akusa kamma vipaka) dan juga tak dapat di ubah adalah sangat tidak mungkin untuk mengubahnya sehingga kesehatan mental dan fisik sejahtera mengikutinya.

Getaran suatara paritta akan menyejukan syaraf; menghasilkan kedamaian pikiran dan membawa keharmonisan pada jaringan.

Bagaimana mungkin pengaruh buruk yang bersumber dari kondisi yang buruk akan tiada dengan mendengar paritta? Hasil pikiran buruk mereka dapat dihancurkan dengan pikiran yang baik, yang dihasilkan dari mendengarkan paritta, dengan kesungguhan dan keyakinan pada paritta yang diucapkan. Kekuatan konsentrasi tersebut dibangkitkan dengan cara mendengarkan dengan penuh perhatian dan kesungguhan hati pada kebenarna yang diucapkan, menghalau pengaruh buruk yang muncul dair kondisi yang jahat.

Paritta yang dibaca adalah bentuk dari sacca kiriya, yakin pada kebenaran untuk melindungi dasar kebenaran pada pencapaian.

Ungkapan, “Kekuatan Dhamma melindungi mereka yang mengikuti Dhamma” adalah hal yang sangat mendasar disamping pembacaan terrsebut. Kemudian orang yang mendengar kata-kata tersebut dengan keyakinan pada kebenarn kata-kata Sang Buddha yang bersumber pada penerangan sempurna, kondisi pikirannya akan berusaha untuk menjadi baik sehingga dia akan dapat menakhlukkan pengaruh yang buruk.

Pengulangan paritta juga menghasilkan berkah dalam bentuk materi melalui kondisi mental yang disebabkan oleh konsentrasi dan keyakinan dalam mendengarkan paritta dengan kesungguhan hati. Menurut Sang Buddha, usaha benar adalah faktor penting dalam mengatasi penderitaan. Mendengarkan seseorang yang membaca paritta dengan cara yang benar juga dapat menghasilakn kekuatan yang bertujuan melakukan kebijakan dan dengan tekun mengikuti jalan kemajuan duniawi.

Perlu dimengerti bahwa mendengarkan partitta-paritta tersebut akan berhasil bila kesungguhan dan keyakinan pendengar dalam keadaan baik, yang dapat mengobati dan mencegah rasa sakit. Tidak ada obat yang lebih baikdari pada kebenaran (Dhamma) untuks akit batin maupun jasmani yang merupakan penyebab semua penderitaan dan kemalangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar